Minta Didoakan Saat Memberikan Sedekah, Bolehkah?
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Di antara kebiasaan sebagian orang saat
memberikan sedekah kepada fakir miskin atau anak yatim, ia meminta
didoakan. Beragam cara meyerahkan sedekah tersebut. Dan beragam pula isi
doa yang diminta, dari kebaikan urusan dunia sampai urusan akhirat.
Apakah meminta didoakan semacam ini dibolehkan?
Jika permintaan tersebut adalah sesuatu
yang biasa, artinya tidak ada unsur penghinaan dan menyusahkan yang
diberi maka tidak mengapa. Karena terdapat dalil yang menjelaskan bahwa
orang yang bersedekah itu didoakan kebaikan untuknya.
Allah Ta'ala berfirman,
خُذْ مِنْ
أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ
عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Ambillah zakat dari sebagian harta
mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman
jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Taubah: 103)
Di dalam shahihain, dari hadits Abdullah bin Abi Aufa: Apabila ada satu kaum datang kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dengan membawa sedekahnya, maka beliau berdoa: Allaahumma Shalli 'Alaihim (Ya Allah limpahkan shalawat atas mereka.) lalu datanglah ayahku, Abu Aufa dengan membawa sedekahnya, lalu Nabi berdoa:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى آلِ أَبِي أَوْفَى
"Ya Allah, limpahkan shalawat (ampunan) atas keluarga Abu Aufa." (HR. Bukhari dan Muslim)
Imam al-Bukhari membuat bab dalam
shahihnya, "Bab shalawat iman dan doanya untuk pemilik shadaqah
(pensedekah)". Imam Muslim juga menulis bab atas hadits di atas dengan
redaksi: Bab Du'a untuk orang yang datang membawa shadaqah.
Imam al-Nawawi berkata, "Yang masyhur
dalam Madhab kami dan madhab para ulama secara keseluruhan, bahwa doa
untuk orang yang menyerahkan zakat adalah sunnah mustahabbah."
. . . yang lebih utama dan sempurna orang yang bersedekah tidak meminta didoakan oleh orang yang diberi sedekah; karena hal itu lebih sempurna pahalanya. . .
Meminta didoakan juga tidak bertentangan dengan firman Allah,
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
"Sesungguhnya Kami memberi makanan
kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak
menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih." (QS. Al-Insan: 9)
Ibnu Katsir berkata dalam menafsirkan
ayat ini, "Maksudnya: mereka memberi makan kepada orang-orang sementara
mereka sendiri membutuhkan dan menyukai makanan terebut. Mereka berkata
dengan lisan hal: " Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah." Maksudnya: mengharap pahala dan keridhaan Allah. "Kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih,"
maksudnya: kami tidak meminta balasan (materi) yang setimpal dan tidak
berharap kalian berterima kasih kepada kami di depan manusia."
Maka meminta doa tidaklah berlawanan
dengan isi ayat di atas karena ia tidak meminta balasan duniawi dan
tidak pula pujian serta sanjungan di hadapan manusia.
Namun tentunya, yang lebih utama dan
sempurna orang yang bersedekah tidak meminta didoakan oleh orang yang
diberi sedekah; karena hal itu lebih sempurna dan mengekalkan pahalanya.
. . . Maka yang paling utama seseorang bersedekah dengan tetap memuliakan orang yang diberi serta tidak membuat mereka susah. Jika perlu sedekah yang dikeluarkannya diantar ke rumah orang yang diberi. . .
Jika Permintaan Tersebut Menyusahkan
Terkadang orang yang memberikan sedekah
kepada orang miskin atau anak yatim mengumpulkan mereka di satu majelis
dan meminta mereka duduk lama di situ untuk melantunkan zikir dan
doa-doa kebaikan untuk dirinya. Jika demikian, maka permintaan tersebut
bisa berakibat menghinakan kaum fuqara' dan yatama di hadapan manusia,
sehingga orang-orang melihat mereka sebelah mata. Juga membuat mereka
susah karena harus duduk lama dan menunggu agar dapat sedekah. Jika ini
yang terjadi, maka meminta didoakan dengan cara seperti ini dilarang
berdasarkan firman Allah Ta'ala,
قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ
"Perkataan yang baik dan pemberian
maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang
menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun." (QS. Al-Baqarah: 263)
Sesungguhnya megeluarkan sedekah akan
mendatangkan pahala yang banyak dan ganjaran yang besar selama tidak
diiringi dengan sesuatu yang menyakiti dan menyusahkan orang yang
diberi. Allah 'Azza wa Jalla berfirman,
الَّذِينَ
يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لا يُتْبِعُونَ مَا
أَنْفَقُوا مَنًّا وَلا أَذًى لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا
خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
"Orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang
dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak
menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan
mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.i" (QS. Al-Baqarah: 262)
Maka yang paling utama seseorang
bersedekah dengan tetap memuliakan orang yang diberi serta tidak membuat
mereka susah. Jika perlu sedekah yang dikeluarkannya diantar ke rumah
orang yang diberi. Ia tidak boleh menyusahkan dan membebani mereka doa
kebaikan untuknya agar lebih sempurna pahala sedekahnya. Sebaiknya ia
berdo'a sendiri kepada Allah dengan menjadikan sedekahnya tersebut
sebagai wasilah. Allah Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar