Minggu, 27 Januari 2013

Harga Segelas Air



Harga Segelas Air

Suatu ketika, Khalifah Harun Al-Rasyid duduk gelisah. Untuk meringankan beban pikirannya, ia mengundang ulama terkemuka pada masanya, Abu As-Sammak. “Nasihatilah aku!” pinta Khalifah.

Pada saat yang sama, pelayan membawa segelas air untuk Khalifah. Sebelum minum, Abu As-Sammak berkata, “Tunggu sebentar. Seandainya dalam keadaan sangat haus, sedangkan segelas air ini tidak kau peroleh, berapakah harga yang kau siap bayar? Jawablah dengan jujur!”

“Setengah dari kekayaanku,” jawab Khalifah.

Sang ulama pun mempersilakan khalifah minum. Selesai minum, Abu As-Sammak bertanya lagi, “Seandainya air tadi mendesak untuk dikeluarkan, tapi kau tak mampu mengeluarkannya, berapakah yang akan engkau bayarkan agar ia keluar?”

Khalifah menjawab, “Setengah dari kekayaanku.”

“Kalau demikian, sadarilah bahwa seluruh kekayaan dan kekuasaan yang ada di sisimu, nilainya hanya segelas air. Tidak wajar diperebutkan dan dipertahankan tanpa hak. Ketahuilah, betapa banyak nikmat Allah selain segelas air itu yang telah engkau nikmati sehingga tidak wajar jika engkau tidak mensyukurinya,” nasihat Abu As-Sammak kepada Harun Al-Rasyid.

Dialog singkat di atas memberikan pelajaran berharga. Pertama, hendaklah para penguasa negeri (umara) dalam seluruh tingkat untuk senantiasa meminta dan mendengar nasihat para ulama. Selagi para umara masih mendengar nasihat ulama, negeri ini akan selamat dari murka Allah.

Kedua, nilai segelas air. Air sangat berharga dalam kehidupan manusia. Manusia akan mati jika kekurangan cairan (dehidrasi). Air adalah awal dan sumber kehidupan alam semesta. Allah turunkan air yang tidak asin dengan kadar tertentu agar mendatangkan kebaikan kepada manusia dan alam semesta. (QS Al-Waqi’ah [56]: 68-70).

Bumi yang kering akan kembali subur, binatang yang kehausan dan kepanasan akan tersenyum dengan air, dan tanam-tanaman akan tumbuh dengan subur serta rezeki akan melimpah tumbuh dari perut bumi. (QS [2]: 22, [7]: 57,dan [14]: 32).

Kapan makan dan minum yang paling nikmat? Yakni, ketika lapar dan haus. Itulah sebabnya Allah SWT mewajibkan kita puasa. Salah satunya, agar enak makan dan minum. Tetaplah lapar, karena hanya orang lapar yang mengerti arti sebutir nasi. Tetaplah haus karena hanya orang haus yang mengerti arti setetes air. Itulah makna bersyukur sebagai salah satu tujuan puasa. (QS [2]: 185).

Meskipun lapar dan haus, makan dan minumlah seperlunya (kebutuhan) dan jangan berlebihan. (QS [2]: 60, [7]: 31, [20]: 81). Bagi yang tidak enak makan, tak perlu minum obat nafsu makan. Tapi cukup dengan berpuasa, niscaya baik akibatnya (QS [2]: 184).

Makna berikutnya, makan yang enak adalah ketika makan bersama orang-orang lapar, baik karena puasa maupun kemiskinan. Memberi hidangan berbuka akan dibalas dengan pahala orang yang berpuasa. Begitu juga memberi makan anak yatim dan dhuafa. (QS [76]: 8-10).

Jangan makan bersama orang yang kenyang. Sebab, kenikmatan akan hilang dan akhirnya makanan dibuang-buang. Itulah kekufuran (QS [2]: 152) dan perbuatan setan (QS [17]: 26).



Sumber Republika.co.id

Selasa, 22 Januari 2013

Cukup Allah Saja, Bukan yang Lain


Allah


 Cukup Allah Saja, Bukan yang Lain


“Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang biasa kamu panggil, kecuali Dia…” (QS Al-Israa: 67).

Biasakan hanya mencari Allah. Biasakan hanya bersandar kepada Allah. Biasakan hanya perlu dan memohon kepada Allah SWT.

Menjelang tahun 2000, saya mendatangi kawan yang tinggal di Bogor. Sekitar 14 jam perjalanan bolak-balik dari Ketapang ke Bogor dan dari Bogor ke Ketapang. Saat itu tidak ada kendaraan pribadi. Niat saya hanya satu, mau pinjam uang dengan kawan saya ini sebesar Rp 30 juta.

Sesampainya di sana, Allah mengajarkan saya melalui pemandangan yang sedang saya lihat. Toko yang sekaligus jadi rumah kawan saya ini sedang dalam proses sita. Saya yang datang ingin meminjam, menjadi tertegun.

Ternyata dia mendapat masalah. Saya yang dalam keadaan serbasalah, sempat ditanya olehnya. “Makasih ya Suf, mau datang. Yah, beginilah hidup. Ngomong-ngomong, ada perlu apa nih?” ujarnya.

Saya jawab sambil berusaha senyum. “He he, mau pinjam tadinya ...” kata saya. Spontan, dia pun langsung bertanya, “Berapa?” kata dia. Dan saya pun langsung menjawab ingin meminjam sebesar Rp 30 juta. Mendengar jawaban saya, dia pun langsung tertawa seraya berkata, “Sama Suf. Saya juga butuh segitu,” jawabnya.

Pelajaran yang berharga buat saya. Jika mendatangi orang, ya kayak gitu deh. Bisa membantu pun belum tentu sesungguhnya bisa membantu. Hanya Allah semata yang kalau kita datangi, Dia yang tak punya masalah, Dia nggak punya beban, Dia nggak punya kesulitan, dan Dia selalu menerima tanpa bosan, tanpa menggerutu, tanpa mengeluh ketika seringnya kita datang.

Hanya Dia, yang jika Dia menyapa kita dengan ujian dari-Nya, lalu Dia ingin mendengar rintihan kita. Allah ingin mendengar doa kita. Rintihan dan doa dari seorang yang mengetahui bah wa dirinya tidak mampu dan tidak ada yang bisa menolong kecuali Dia.

Rintihan dan doa yang datang dari seorang hamba yang mengetahui bahwa Dia pasti bisa membantu dan tidak ada Tuhan yang disandarkan lagi seluruh persoalan kecuali kepada-Nya.

Pengalaman berharga menjelang tahun 2000 itu, membuat saya berpikir sesal namun senang. Mengapa saya datang jauh-jauh kepada manusia? Tapi saya tidak menyesal. Saya jadi tahu, memang saya salah datang. Saya datang kepada manusia yang pastinya sama-sama punya masalah, punya kebutuhan dan keperluan.

Alhamdulillah, Allah yang Mahamemberi hikmah. Sejak saat itu saya memosisikan diri seperti orang yang sedang terkena badai di tengah lautan, langsung memanggil dan memohon kepada Allah, dan hanya Allah. Sebab, memang tiada yang lain.

Untuk itu, wahai saudaraku, segeralah temui Allah. Allah ada di masjid, segeralah ke masjid, shalat berjamaah tepat waktu. Kembali lagi baca Alquran, keluarkan sedekah di saat sulit atau sedang lapang, dan cintai ibadah-ibadah sunah. Terima seluruh kesulitan dan kesusahan dengan penuh keikhlasan dan rida (mengharap) hanya kepada-Nya. Wallahu a’lam

Keimanan dan Rasa Malu

Keimanan dan Rasa Malu


Dalam sebuah hadis riwayat Imam Hakim dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya rasa malu (untuk melakukan perbuatan buruk) dan keimanan adalah dua hal yang selalu digandengkan dan dikaitkan. Apabila diangkat salah satunya maka akan diangkat pula yang lainnya.”

Sabda Rasulullah SAW tersebut menggambarkan dengan jelas tentang salah satu konsekuensi iman yang sangat penting, yakni terbangunnya rasa malu dengan kuat untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela dan merusak. Apabila rasa malu itu hilang, akan hilang pula kekuatan keimanan yang menyertainya.

Koruptor yang merampok dan meng-gashab uang negara untuk kepentingan dirinya dan kelompoknya, sesungguhnya adalah orang yang kehilangan rasa malunya. Dengan demikian, hilang pula keimanan yang ada pada dirinya.

Karena itu, tidaklah mengherankan jika para koruptor yang jelas-jelas melakukan kejahatan itu masih berkelit dari dosa yang dilakukannya, mencari pembelaan dan pembenaran, dan berpenampilan seperti orang yang tidak pernah melakukan kesalahan, bahkan masih bisa mengumbar senyum dan tertawa di depan umum (misalnya di depan kamera).

Para pelajar yang tawuran dengan brutal dan berani melakukan perbuatan merusak itu, juga karena hilangnya rasa malu dan keimanan yang dimilikinya. Tidak heran jika setelah melakukan penusukan dan pembunuhan, dia merasa puas terhadap perbuatannya tersebut.

Para wanita yang membuka auratnya lebar-lebar di depan publik (untuk maksud dan tujuan apa pun), dan tampak berbangga dengan perbuatannya itu pada dasarnya telah kehilangan rasa malunya dan kehilangan pula keimanan yang dimilikinya.

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW menyatakan, “Apabila engkau sudah tidak punya rasa malu, maka engkau akan melakukan berbagai macam perbuatan tanpa kendali apa pun (sekehendak hati).”

Dari hadis tersebut dan jika dikaitkan dengan berbagai kejadian di Tanah Air saat ini, maka pendidikan di dalam keluarga maupun di sekolah seyogianya ditekankan pada penguatan keimanan yang melahirkan rasa malu untuk melakukan perbuatan yang merusak, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.

Ibadah-ibadah yang disyariatkan oleh ajaran Islam, seperti tergambar dalam rukun Islam, hakikatnya adalah membangun kesadaran beriman dan bertauhid, merasa terus-menerus dilihat dan diawasi Allah (muraqabah), sehingga akan merasa malu (karena Allah) jika melakukan perbuatan yang bertentangan dengan syariat dan ketentuan-Nya.

Tentu semua ini harus berjalan beriringan dengan contoh dan keteladan yang baik dari para orang tua, para guru, para tokoh masyarakat, maupun para pejabat publik lainnya. Wallahu a’lam bish shawab.



Sumber .republika.co.id

Senin, 21 Januari 2013

Sepuluh Perbuatan yang Dibenci Allah



 Sepuluh Perbuatan yang Dibenci Allah

“Dan kami menurunkan Alquran sebagai obat dan rahmat bagi orang yang beriman...” (QS. Al-Isra: 82).

Allah menyebut Alquran dengan berbagai nama yang di dalamnya terkandung makna yang dalam. Salah satunya ialah Syifa’ (obat) dan Rahmah (kasih sayang).

Karena rahmah-Nya, maka Allah banyak memberikan petunjuk apa yang harus dilakukan dan dilarang-Nya. Petunjuk itu sebagai bentuk bahwa Allah tidak menginginkan hamba-Nya salah berbuat, bergelimang maksiat, serta melenceng dari syariat.

Dalam Alquran, bentuk kasih sayang dalam bentuk larangan dipaparkan Allah swt dalam surah Al-Isra, diawali dengan hubungan manusia dengan Allah (hablumminallah) yakni pembersihan akidah dan makna tersirat dalam La Ilaha illallah, disambung dengan hubungan manusia dengan sesama (hablum minannas).

Pertama, larangan mempersekutukan Allah (syirik), dalam (QS al-Isra: 22. Kedua, penghormatan terhadap orang tua (QS al-Isra: 23-24).

Ketiga, penunaian hak terhadap orang miskin, “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (QS al-Isra: 26).

Keempat, perintah jangan terlalu kikir, “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (QS al-Isra: 29).

Kelima, larangan membunuh anak, “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” (QS al-Isra: 31).

Keenam, larangan berzina, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS al-Isra: 32).

Ketujuh, larangan membunuh seseorang, “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.” (QS al-Isra: 33).

Kedelapan, larangan memakan harta anak yatim, “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji. Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.” (QS al-Isra: 34).
Kesembilan, larangan taqlid buta (mengikuti syariat tanpa dasar naqli yang jelas), “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS al-Isra: 36).

Kesepuluh, larangan sombong, “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS al-Isra: 37).

Kesepuluh larangan ini ditutup dengan penegasan bahwa Allah sangat membenci perbuatan tersebut jika kita melakukannya, “Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu.” (QS al-Isra: 38). Semoga Allah menghindarkan kita dari sepuluh perbuatan di atas. Amin.


 republika.co.id

Jumat, 18 Januari 2013

Milik Orang Tua



Milik Orang Tua


Dalam hadis riwayat Thabrani dari Jarir RA, ada seorang anak muda mengadu kepada Rasulullah SAW.

Ia berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku ingin mengambil hartaku.”

Mendengar pengaduan anak muda itu, Rasul berkata, “Pergilah kamu dan bawa ayahmu kesini!”

Setelah anak muda itu berlalu, Malaikat Jibril turun menyampaikan salam dan pesan Allah kepada beliau. Jibril berkata; “Ya, Muhammad, Allah 'Azza wa Jalla menyampaikan salam untukmu, dan berpesan, kalau orang tuanya datang, engkau harus menanyakan apa-apa yang dikatakan dalam hatinya dan tidak didengarkan oleh telinganya.”

Tak lama, anak muda itu datang bersama ayahnya. Rasulullah kemudian bertanya orang tua itu. “Mengapa anakmu mengadukanmu? Apakah benar engkau ingin mengambil uangnya?”

Sang ayah yang sudah tua itu menjawab, “Tanyakan saja kepadanya, ya Rasulullah. Bukankah saya menafkahkan uang itu untuk beberapa orang ammati (saudara ayahnya) atau khalati (saudara ibu)-nya, dan untuk keperluan saya sendiri?”

Rasulullah bersabda lagi, “Lupakanlah hal itu. Sekarang ceritakanlah kepadaku apa yang engkau katakan di dalam hatimu dan tak pernah didengar oleh telingamu.”

Maka wajah keriput lelaki tua itu pun menjadi cerah dan tampak bahagia. Dia berkata, “Demi Allah, ya Rasulullah, dengan ini Allah SWT berkenan menambah kuat keimananku dengan kerasulanmu. Memang saya pernah menangisi nasib malangku dan kedua telingaku tak pernah mendengarnya.”

Rasulullah mendesak, “Katakanlah, aku ingin mendengarnya.”

Orang tua itu berkata dengan air mata yang berlinang. “Saya mengatakan kepadanya kata-kata ini, 'Aku mengasuhmu sejak bayi dan memeliharamu waktu muda. Semua hasil jerih-payahku kau minum dan kau reguk puas. Bila kau sakit di malam hari, hatiku gundah dan gelisah. Lantaran sakit dan deritamu, aku tak bisa tidur dan resah, bagai akulah yang sakit, bukan kau yang menderita.”

“Lalu air mataku berlinang-linang dan mengucur deras. Hatiku takut engkau disambar maut, padahal aku tahu ajal pasti datang. Setelah engkau dewasa, dan mencapai apa yang kau cita-citakan, kau balas aku dengan kekerasan, kekasaran dan kekejaman, seolah kaulah pemberi kenikmatan dan keutamaan.”

“Sayang, kau tak mampu penuhi hak ayahmu, kau perlakukan aku seperti tetangga jauhmu. Engkau selalu menyalahkan dan membentakku, seolah-olah kebenaran selalu menempel di dirimu. Seakan-akan kesejukan bagi orang-orang yang benar sudah dipasrahkan.”

Selanjutnya Jabir berkata, “Pada saat itu Nabi langsung memegangi ujung baju pada leher anak itu, seraya berkata, ‘Engkau dan hartamu milik ayahmu!”

Dari kisah ini, kita bisa mengambil pelajaran bahwa ketika sudah besar, sebagai anak kadang kita lupa kepada orang tua yang telah berjuang mencari nafkah untuk kita. Ayah kita memberikan segala apa yang dimilikinya tanpa pernah meminta kembali.

Sedangkan kita, ketika akan memberikan sesuatu untuk ayah dan ibu, begitu banyak pertimbangan. Tak jarang, kita mencari dan membuat berbagai alasan agar kepunyaan yang dimiliki tidak berpindah kepada orang tua kita.

Dalam kesempatan ini, marilah kita terus mencintai dan menyayangi keduanya, sebelum mereka pergi meninggalkan kita untuk selamanya.


Sumber republika.co.id

Temukan Penyebab dan Jawabannya





Atas izin Allah, saya menulis buku dengan judul yang sama dengan tulisan ini. Saya, dan kebanyakan manusia, senangnya mencari jawaban, bukan mencari penyebab. Sehingga kadang-kadang, jawaban yang ditemukan, temporer (sementara) sifatnya, bahkan palsu.

Saya contohkan, di dalam buku tersebut, seorang yang rumahnya tergenang air. Kondisi demikian jangan hanya mengambil kain pel. Tapi lihat, dari mana penyebab genangan itu?

Mungkin gentengnya yang bocor, karpet atas yang robek, talang air yang retak, atau saluran air yang mampet, maka perbaiki semua itu. Insya Allah, genangan air bisa teratasi permanen, bukan temporer.

Untuk urusan kehidupan, penyebab segala masalah adalah perbuatan kita yang berlumur dosa, maksiat, atau karena kita kurang dalam beribadah. Faktor lainnya, hanya sebagai lanjutan saja, atau wasilah. Karenanya, perbaiki diri dan ibadah, niscaya kehidupan ini akan membaik. So, fokuskan pada perbaikan diri.

Kalau kalimatnya saya panjangkan, begini; “... Dan hal yang menjadi fondasi dalam semua urusan kehidupan adalah shalat kita, sedekah kita, perilaku kita, jarangnya kita membuka Alquran, jarangnya ke masjid, jarangnya berzikir, jarangnya berdoa, seringnya bermaksiat, banyaknya dosa, harta haram menyelimuti diri, dan lainnya. Sehingga membuat kehidupan kita karut marut.”

Misalnya, seorang pengusaha yang sedang menuju ambang kebangkrutan, semua orang dia panggil untuk membantunya. Saya yakin, semua yang membantu itu tidak akan bisa menolongnya, hingga Allah yang membantu, atau mengizinkan seseorang untuk menyelesaikan problemnya. Karena itu, apapun masalah yang kita hadapi, segera periksa keadaan diri dan ibadah, sebelum semuanya menjadi terlambat.

Paling awal, periksalah shalatnya. Sudah benarkah shalat kita? Lebih suka menunda-nunda atau langsung dikerjakan? Atau malah tidak melaksanakan sama sekali. Kalau semuanya sudah dilaksanakan, periksa lagi bagaimana dengan amalan sunnahnya?

Jika semuanya sudah beres, evaluasi lagi dosa-dosa dan kemaksiatan yang pernah kita lakukan. Apakah syirik kepada Allah, durhaka sama orang tua, berzina, memakan harta yang haram, suka minuman keras, memutuskan hubungan silaturahim, atau kita kikir dan suka berghibah? Bila ditemukan semua penyebabnya, niscaya akan didapatlah jawabannya. Insya Allah, Allah akan menolong.

Rumah tangga berantakan, jangan menyalahkan keadaan suami atau istri, apalagi menyalahkan kehadiran orang lain. Coba cari segala penyebabnya? Jangan sampai, jika suatu saat berumah tangga lagi, hasilnya pun akan sama.

Saudara memiliki anak-anak yang bandel, coba cari penyebab pada diri saudara. Insya Allah, anak-anak akan saleh-salehah. Istilah saya, pendidikan terbaik dengan juga fasilitas terbaik, nggak banyak pengaruhnya pada anak, kalau sumber rezeki kita untuk menyekolahkannya berasal dari sumber yang haram. Apalagi tidak ada uswah dari orang tuanya.

Menjelang akhir tahun 2012, Republika akan menggelar acara muhasabah di Masjid At-Tiin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Mari kita mengevaluasi diri. Saya mengajak saudara-saudara semua, terutama di Jabodetabek, untuk bisa hadir. Ayo kita muhasabah bareng.


Sumber republika.co.id

Satu Hari Satu Ayat

 

Satu Hari Satu Ayat


Andai saja lembaran Alquran itu uang Rp 100 ribu atau Rp 50 ribu yang tergeletak, maka pasti banyak orang yang berebut mengambilnya. Padahal, Alquran itu bukan uang, tapi ia lebih daripada uang, dan takkan ternilai dengan uang.
Karena itu, dekatilah Alquran, baca, dan pahami isinya. Apalagi kalau ditambah dengan menghafalnya, niscaya rezekinya akan berbeda. Dan pasti akan tambah berbeda bila mau mengamalkan isi Alquran yang mulia itu. Baik mengamalkannya melalui keseharian maupun dengan cara membaca dan mempelajarinya setiap hari, dan juga dipergunakan dalam setiap shalat. Subhanallah.
Sekarang, coba ambil kertas dan pulpen. Tuliskanlah keadaan sahabat-sahabat semuanya sekarang ini dengan apa adanya, tanpa menambah atau menguranginya. Intinya semua yang dialami sekarang ini dan di masa lalu dituliskan semuanya. Misalnya utang, tuliskanlah berapa banyak utang itu? Anda punya tabungan, tuliskanlah sekarang ini jumlah tabungan Anda.
Kemudian, rumah yang anda tempati saat ini, apakah milik sendiri, kontrak/sewa, atau hasil pemberian orang tua? Berapa luas rumah itu? Kalau perlu, foto rumah itu. Dan seandainya ia milik anda, berapa nilainya saat ini.
Lalu tentang usaha Anda, apakah sudah berjalan dengan baik atau ada masalah, maju atau sedang sekarat? Kalau maju, seberapa majunya, dan jika rugi sebrapa kerugiannya.
Juga jangan lupa untuk menuliskan tentang jodoh Anda. Apakah saat ini sudah punya jodoh atau belum? Sudah punya anak atau belum? Tulislah semua keadaan Anda, termasuk keadaan yang sedang anda rasakan sekarang, apakah lagi kecewa, senang, sedih, atau susah?
Buat apa semua itu dicatat? Tujuannya adalah untuk merasakan secuil hakikat apakah benar kalau dekat dengan Alquran itu hidup akan berubah? Apakah dekat dengan Alquran itu anda akan untung, lebih beruntung, tambah kaya, hidup berkah atau sebaliknya?
Mumpung sebentar lagi tanggal baru dan tahun baru masehi, coba buktikan satu hari satu ayat anda hafalkan Alquran berikut dengan maknanya. Setelah itu, Anda baca juga Alquran satu hari satu halaman berikut terjemahnya. Rasakan perubahan apa yang terjadi?
Lakukan dan jalani kegiatan itu selama 1-2 minggu, 1-2 bulan, atau 1-2 tahun. Kemudian, buka lagi catatan yang telah anda tulis tentang rumah, harta, jodoh, usaha, serta lainnya. Kemudian bandingkan keadaan Anda setelah dekat dengan Alquran? Saya yakin, akan ada yang berbeda.
Jangan lupa, minta ampun sama Allah SWT, supaya amal saleh yang telah dikerjakan tidak ditujukan untuk menghapuskan dosa yang kita perbuat, melainkan langsung diangklat derajat hidup.
Cobalah buktikan. Sebab, Allah sudah menjamin hal itu. "Bacalah Alquran, sesungguhnya ia akan menjadi penolong di hari kiamat, bagi semua sahabatnya."
Pertanyaannya, siapakah sahabat Alquran itu? Jawabannya, adalah semua yang dekat dengan Alquran. Dan sahabat sejati akan selalu ada dan setia. Apalagi kalau mau mendakwahkan Alquran juga. Masya Allah.


Sumber republika.co.id

Cobaan merupakan petunjuk Allah



Cobaan merupakan petunjuk Allah

Sahabatku, tidak ada satu pun kejadian yang menimpa kita tak ada tujuannya (there is no coincident in life). Keterbatasan pengetahuanlah yang menyebabkan manusia buta akan makna dalam setiap peristiwa.

Hanya mereka yang berpikir dan terus meningkatkan ketawakalan karena mengimaninya, akan mendapatkan jawaban atas setiap pertanyaan dan merasakan kebahagiaan di balik kesusahan.

Memang, tak semua dari kita yang menyadarinya. Atau bahkan melakukan perenungan batin atas setiap kejadian yang menimpa. Padahal, perenungan dan berpikir adalah tugas mulia yang hendaknya manusia banyak melakukannya. Kenapa? Karena setelah itu, jiwa ini akan dibimbing-Nya untuk menemukan jawaban. Dan, iman pun semakin dikuatkan.

Pernah suatu ketika, dalam perjalanan pulang dari Bangladesh, awal Desember 2012 lalu, kami mengalami peristiwa yang menyedihkan jika diukur dari keinginan manusiawi. Pesawat yang ditumpangi, ada sedikit kendala teknis pada mesin dan divonis tidak bisa terbang malam itu.

Berpindah ke maskapai penerbangan lain adalah pilihan, padahal tugas menumpuk telah menunggu di Jakarta. Disaat jeda itu lah, suara adzan maghrib dari Bandara  memanggil dan shalat pun didirikan. Karena sedang di perjalanan, kami pun menjamaknya.

Bertegur sapa dengan sahabat yang berasal dari Bangladesh dan lama menetap di Amerika Serikat, adalah awal ceritanya. Seolah menduga kesulitan yang tengah dihadapi, sahabat yang duduk disamping kami itu pun bertanya: “Pasti Anda sedang ditimpa kesulitan,” ujarnya yakin. 

Saya bertanya balik: “Kok bisa bapak bisa menebak?” Dalam bahasa Inggris.  Lantas sahabat Bangladesh yang usianya sekira 60 tahunan berkata: “Iya, saya bisa lihat dari wajah Anda, namun sayangnya manusia baru ingat Allah Sang Pencipta di kala tertimpa kesulitan”.

Yakinlah, bahwa segalanya telah diatur oleh Yang Maha Kuasa, inti pesan dia.  Obrolan pun semakin hangat dan mendalam. Sahabat tersebut mengaku gelisah, kini berbagai aktivitas ibadah banyak yang dimudahkan atasnama rasionalitas dan kesibukan manusia.

Dia pun mengaku khawatir, kelak, akan banyak ibadah yang ditinggalkan oleh umat Islam hanya dengan alasan Islam itu memudahkan. Padahal dari setiap gerak dan ritualitas itu, ada makna mendalam yang boleh jadi belum diketahui. Melalui sahabat tersebut, Tuhan seolah mengingatkan kami  tentang pentingnya ketawakalan dan berprasangka baik kepada-Nya. Bukankah Tuhan sesuai persangkaan hamba-Nya?

Hanya berselang beberapa belas menit setelah adzan Isya berkumandang, panggilan dari pilot pesawat kami tiba dan perjalanan pulang yang awalnya terkendala, seizin Allah, ajaib dapat  kembali dilanjutkan. Tidak perlu berpindah maskapai, karena tentu akan sangat merepotkan.

Namun sepanjang jalan, jiwa ini mengiyakan, bahwa obrolan santai dengan sahabat tadi memberikan keteguhan batin, bahwa seburuk apapun yang dialami, jika  iman menyertai dan tawakal menjadi pijakan, selalu ada hikmahnya.

Pertemuan tadi seolah hendak  menuntun kami untuk kembali mengingat makna kekhusyuan dan  pengutamaan ibadah kepada-Nya dibandingkan urusan lain. Agama memang tidak mempersulit, tapi bukan untuk dipermudah. Tidak boleh ada hal apapun yang memalingkan kita dari beribadah kepada-Nya.

Pertemuan itu pun sekaligus mengafirmasi bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik. Manusiawi, bila kita merasa sedih dan takut. Tapi ingatlah,  sesungguhnya itu merupakan ujian. Sebentuk pengingatan bahwa ada kuasa yang melebihi kuasa manusia.

Tersenyum menghadapi seluruh peristiwa kehidupan, berprasangka baik kepada-Nya, bertawakal setelah berusaha keras, sertai doa ikhlas adalah jawabannya. Ingatlah, setiap saat, limpahan rahmat-Nya terus mengaliri helaan napas kehidupan. Hanya karena Dia memberi kita sedikit ujian, pantaskah nikmat yang sangat besar itu kita dustakan?


Sumber republika.co.id

Usia dan Dosa



Usia dan Dosa

Fudhail bin Iyadh merupakan salah seorang sufi yang hidup semasa dengan Khalifah Harun al-Rasyid.

Suatu hari, ia berjumpa seorang kakek tua yang sedang bersandar di tongkatnya. Fudhail bertanya, “Berapa usia tuan?”

Sang kakek menjawab, “Enam puluh tahun.”

Fudhail bertanya lagi, “Apakah usia 60 tahun tuan gunakan untuk  ketaatan kepada Allah? Tuan hampir sampai,” (menemui ajal),” ujarnya.

Mendengar hal itu, sang kakek itu menangis tersedu-sedu. Ia berkata, “Aku galau. Umurku terbuang percuma. Aku banyak melakukan dosa. Aku pun tak tahu, apa yang akan Allah perbuat untukku.”

Mendengar ungkapan tulus itu, Fudhail menawarkan solusi. “Mau aku beri tahu jalan keluarnya? Pergunakan waktu tersisa untuk kebaikan, niscaya Allah SWT mengampuni kesalahan yang telah lalu,” kata Fudhail.

Dialog ini sangat inspiratif dan mendorong kita untuk merenung. Paling tidak ada tiga hal penting dalam hidup ini, yaitu usia, dosa, dan amal saleh sebagai bekal atau persiapan menyongsong kematian (al-isti`dad li yaum al-ma`ad).

Pertama, usia. Usia adalah waktu yang disediakan Tuhan untuk ibadah (QS Al-Furqan [25]: 62). Waktu terus berputar dan berlalu begitu cepat. Hari, bulan, dan tahun pun berganti. Lantas, apakah usia (waktu) yang kita miliki dipergunakan untuk kebaikan?

Inilah pertanyaan Fudhail yang mesti kita renungkan. Nilai usia tidak terletak pada jumlah (kuantitas)-nya, tetapi pada kualitas dan keberkahannya. “Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan bagus amalnya.” (HR Tirmidzi dan Ahmad dari Abi Bakrah).

Kedua, dosa. Manusia, pada umumnya, lebih mengingat kebaikan daripada dosa dan kesalahannya. Tapi, perlu diketahui, bahwa Allah SWT tak pernah lupa. Dia terus mencatat dosa manusia, dan memperlihatkannya kelak di hari Kiamat. (QS al-Mujadilah [58]: 6).

Supaya tidak mudah lupa dengan dosa yang kita lakukan, Imam Ghazali menyarankan agar kita melempar batu kecil (kerikil) di halaman rumah setiap kali melakukan dosa. Jika hal itu dilakukan, demikian al-Ghazali, maka boleh jadi, dalam waktu tidak terlalu lama, kerikil itu akan menumpuk dan menggunung.

Untuk menghapus dosa ini, maka cara yang harus dilakukan adalah bertaubat. Taubat berasal dari kata taba yang berarti kembali ke jalan yang benar dengan cara berhenti melakukan dosa, baik yang besar maupun kecil.

Taubat adalah akses yang disediakan Tuhan bagi hamba-hamba-Nya yang ingin kembali ke jalan-Nya. Bagi mereka yang bertaubat, Allah menyediakan pahala dan ampunan. (QS al-Furqan [25]: 70-71).

Ketiga, amal saleh. Secara harfiah, amal saleh bermakna kerja atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan. Amal saleh adalah moode of existence atau cara beradanya manusia.

Manusia dipandang benar-benar eksis, bila ia bekerja dan berbuat kebajikan. Tanpa kerja (amal saleh), ia sama dengan tidak ada. Itu sebabnya, amal saleh menjadi satu-satunya faktor yang mempermudah jalan menuju Allah.

“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh, dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya." (QS al-Kahfi [18]: 110). Wallahu a`lam.

 republika.co.id

Pentingnya Sikap Istiqamah



Pentingnya Sikap Istiqamah

Kecerdasan akal merupakan karunia Allah dan modal untuk meraih tujuan dan cita-cita. 

Namun, modal tersebut belum cukup sebab kecerdasan akal harus dilengkapi dengan kecerdasan spiritual dan emosional.

Betapa banyak sahabat di bangku sekolah dasar hingga kuliah yang hebat kemampuan akalnya, namun ketika terjun di masyarakat dilampaui peranan dan kesuksesannya oleh sahabat-sahabat lain yang pada masa pendidikan biasa-biasa saja.

Akal memerlukan pemeliharaan ketajaman dan kecerdasannya. Pemeliharaan tersebut dilakukan oleh jiwa dengan cara menjaga semangat, ketekunan, keteguhan dan komitmen atau di dalam bahasa agama dengan sikap istiqamah.

Jika akal istiqamah dengan tujuannya, maka istiqamahlah seluruh anggota badannya, sebaliknya jika akal bengkok maka hilanglah fokus pada tujuan yang dimaksudkannya.

Islam memandang penting sikap istiqamah setelah seseorang meyakini kebenaran akidah. Allah SWT memerintahkan baginda Rasulullah SAW untuk bersikap istiqamah melalui firman-Nya,  "Maka istiqamahlah engkau (Muhammad) di jalan yang benar..." (QS. Huud: 112).

Sikap istiqamah juga dipegang teguh oleh para sahabat dalam mempertahankan keimanan mereka, betapa pun ejekan, intimidasi dan penyiksaan terus menimpa. Lihatlah penyiksaan yang dialami oleh Bilal bin Rabah, namun semua bentuk intimidasi dan penyiksaan tersebut sama sekali tidak menggoyahkan keimanannya.

Kita (kaum muslimin) juga diperintahkan oleh Allah SWT untuk beristiqamah dalam memegang teguh dan menjalankan agama ini dengan disertai memohon ampun kepada-Nya. (QS. Fushilat: 6).

Istiqamah menjadi penting di dalam beragama maupun di semua bidang usaha karena ia merupakan kumpulan dari cabang ibadah dan keimanan serta pembuka bagi jalan yang lurus, Maka Rasulullah SAW pun berwasiat kepada kita semua agar kita senantiasa beristiqamah, "Katakanlah, aku beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah." (HR. Muslim).

Sedemikian pentingnya sikap istiqamah, sehingga tidak ada satu usaha (ikhtiar) yang berujung pada keberhasilan tanpa dilandasi oleh sikap istiqamah. Rasulullah SAW telah memberikan petunjuk mengenai sikap istiqamah melalui sabdanya, "Tidaklah istiqamah iman seseorang sampai hatinya istiqamah. Dan sekali-kali hati seseorang tidak akan istiqamah sampai lisannya dulu istiqamah).”

Adapun keuntungan bagi orang-orang yang istiqamah, maka mereka ini akan senantiasa merasa dekat dengan Allah, tenang hati dan pikirannya, pandai menerima takdir, tidak takut dan khawatir dalam menghadapi segala macam cobaan dan rintangan dalam kehidupan dunianya, selalu optimis dan tidak kenal kata putus asa.

Sebagaimana kabar gembira yang diberikan Allah SWT, "Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”

“Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat. Di dalamnya (surga ) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan mendapatkan apa yang kamu minta." (QS. Fushshilat: 30-31). Wallahu a'lam.


Sumber republika.co.id

Selasa, 15 Januari 2013

Bahaya Mandi Bola

Bahaya Mandi Bola

Buat para ortu sebaiknya pilih-pilih lagi tempat bermain untuk anak...
Dibawah ini saya sharingkan beberapa artikel mengenai bahaya mandi bola, yang saya ambil dari beberapa artikel diblog..., karena jangan sampai anak saya, dan anak bunda mengalaminya :

1. Dear all.. aku mau sharing aja ini kejadian baru nimpa anak tetangga di bandung. Tapi aku cuma cerita garis besarnya aja karena secara detil ngga banyak tanya karena ibunya masih stress .. jadinya ga tega.

Pas hari libur, sabtu/minggu pasti seperti biasa pasti orang tua ingin ajak anaknya main.. tetanggaku dia ajak anak perempuannya umur 3,5th mandi bola di BSM ( Bandung ). Ngga ada feeling apa-apa.. anaknya senang main-main.

Setelah itu besoknya dia masih sekolah (Pre-School) seperti biasa.. ngga ada tanda-tanda apapun. Tapi tiba-tiba hari ke 4 setelah dia mandi bola itu, tanpa gejala apapun, anak itu dia ngga bisa jalan.. anak-nya pun ngga mengeluh ada gejala sakit apapun.. dia cuma nanya dengan
polosnya ke ibunya "mama.. kok Riska ngga bisa jalan ya ma"...

Akhirnya sama ibunya dia langsung dibawa ke RS.Boromeus Bandung .. dan itupun setelah diperiksa sama DSA, ngga langsung ketahuan sebabnya kenapa tiba-tiba lumpuh... Sampai akhirnya setelah pemeriksaan dokternya,
Riska dikasih macam-macam antibiotik yang memungkinkan buat ngobatin sakitnya itu..karena menurut dokternya ini kena kuman.

Akhirnya, besoknya Riska dirujuk ke RS.Hasan Sadikin karena ada DSA (dokter spesialis anak) yang menangani kasus seperti ini. Selidik punya selidik, akhirnya DSA di Hasan Sadikin menemukan bahwa Riska kena virus, yang menyebarnya virus melalui sumsum tulang belakang.. sampai akhirnya akan merambat ke otak.

Karena itu, Riska disuntik setiap hari yang harga suntikannya 6jt/suntik. Untuk mencegah virus itu berhenti menyebar agar ngga ke otak.
Menurut dia, memang virus ini masih jarang di indonesia dan belum diwajibkan sama IDAI. Tapi mulai ada penyebaran virus ini yang menyerang terutama pada balita dan orang tua di atas 60.

Saat ini Riska masih dalam perawatan, dan masih disuntik tiap hari 6jt itu. Tapi menurut Riska (untung anaknya masih bisa komunikasi), sekarang Kakinya mulai kerasa kesemutan biarpun dia masih lumpuh..

Dokternya tidak bisa menjamin apa-apa, tapi hanya berusaha untuk mencegah penyebaran virusnya. Ibunya bingung dan tanya darimana virusnya dateng..dokternya pun ngga bisa bilang kalo itu karena mandi bola.

Tapi saat aku cerita ke kakak iparku, dia ternyata ada pengalaman anak temen kantornya yang kena virus yang sama, dan persis kejadiannya setelah mandi bola juga.

Menurut DSA temen kakakku itu, tempat mandi bola memang merupakan lokasi penularan paling bagus untuk virus apapun, terutama di tempat-tempat umum.
Karena jarang sekali pihak taman bermain itu mencuci bola tersebut, dan dengan ruangan yang tertutup dan lembab, tidak kena sinar matahari, tempat mandi bola jadi tempat bersemayam-nya virus.

So, kita semua wajib memperhatikan tempat2 hiburan, tempat bermain buat anak2 kita, jgn sampe' memilih tempat bermain yg tidak sehat spt kolam bola (yg tentunya tidak pernah disterilkan. ..), hiii... bnyk anak2 ngompol di dlmnya, muntah, buang2 ludah, dsb... apalagi ada bnyk telor nyamuk, dan serangga laen yg ngumpet disitu.... ih

2. Ini adalah true story, aku dapat dari milis HIMASAD (HIMA Sastra Jerman UNPAD). Berdasarkan pengalaman salah satu temannya, yang harus kehilangan putranya yg berusia 3 tahun.

McDonalds, Burger King, Timezone,KFC....Tempat yg sangat mengasyikkan bagi anak-anak bermain dengan bola2. Dimana biasanya disebut kolam bola atau mandi bola....

Kejadiannya bertepatan dengan pesta perayaan ULTAH sang anak di McDonalds,setelah selesai makan,anaknya minta bermain di kolam bola tersebut. Namun tak lama kemudian terdengar si anak melolong kesakitan.....Katanya pantatnya terasa sakit sekali, seperti tertusuk sesuatu benda.Lalu setelah di lihat oleh ibunya, ternyata terdapat bilur merah kecil....

Dan beberapa hari kemudian sang ibu mulai curiga akan memar di pantat anaknya yg semakin membengkak.Dan yg lebih mengagetkan sang ibu ketika si anak mulai menggigil gemetar dan muntah-muntah, dan matanya berputar ke belakang......

Segera anak tersebut dibawa ke rumah sakit dan harus di rawat di ICU,dan anak yg malang itu harus meninggal pada malam itu juga......

Ketika dokter menyatakan bahwa kematian anak itu dikarenakan overdosis heroin. Tentunya sang ibu sungguh tidak percaya....Bagaimana mungkin???!!!....Ternyata setelah polisi memeriksa kolam mandi bola di restoran fast food tersebut, mereka menemukan beberapa jarum suntik ; sebagian sudah digunakan,dan beberapa ada yg masih dosis penuh. Dan di tumpukan bola2 itu ternyata banyak sekali bekas2 makanan, muntah, diapers kotor,genangan air kencing bahkan ada pisau2 kecil.....

Kemudian setelah ditanyakan ke Manager restoran tsb, barulah diketahui bahwa kolam bola itu hanya dibersihkan beberapa kali dalam setahun.Jadi mereka sendiri juga tidak tahu pasti apa yang terdapat di dasar kolam mandi bola tersebut.

Coba bila kamu seorang ibu,yg harus mengalami tragedi ini....sungguh memilukan.....Nah teman2,makanya berhati-hatilah mulai sekarang bila membawa anak, ponakan atau adik kamu yg ingin bermain mandi bola.... Memang bagi anak2 itu hal yg sangat menyenangkan,tapi kita kan tidak mau anak2 kita harus bermain di tempat yg kotor dan sangat berbahaya itu.Apalagi harus sampai kehilangan nyawa......HATI-HATI !!!!!..

3. Kita tidak tahu kebersihan dasar kolamnya, dari atas sih bagus. Berikut beberapa pengalaman serupa yang saya ambil dari berbagai sumber :
Satu diantara putraku kehilangan jam tangannya dan karenanya dia sangat kecewa. Kami menggali di antara bola2 untuk mencarinya. Bukannya menemukan jam tersebut, kami malah menemukan muntahan, makanan, kotoran, dan sesuatu yang tidak ingin saya sebutkan. Saya pergi ke manager dan memprotess hal tersebut, dan baru saya mengetahui ternyata kolam bola hanya dibersihkan satu kali setiap bulannya. Saya bahkan ragu kalau hal itu juga dilakukannya. Anak2ku tidak akan pernah bermain lagi di kolam bola manapun.
Beberapa di antara pembaca mungkin bukan orang tua, tapi mungkin anda punya keponakan, cucu, atau berteman dengan anak-anak.

4. Saya termasuk yang agak keberatan anak_anak bermain mandi bola. Tahun 1998 ketika kita tinggal di Plano , Texas ada beberapa kejadian anak2
yang main mandi bola di restoran/ mall digigit Rattler Snake yang nggak keliatan kalo sampe bertelur dan beranak pinak dibawah bola-bola tersebut. Belum lagi kejadian yang digigit serangga dll. Kan masih banyak tempat bermain anak yang safe. Kan lebih aman...

5. Seorang anak kecil lainnya telah bermain di kolam bola Burger King dan mulai mengeluh lengannya terluka. Dia juga meninggal kemudian. Ditemukan bahwa dia mendapat gigitan ular di sekitar lengan dan pantatnya. Ketika mereka membersihkan kolam bola itu, mereka menemukan sarang ular berbisa di dasar kolam bola tersebut. Anak kecil itu telah menderita sejumlah gigitan dari ular2 yang sangat berbisa.

Jadi Buat Ayah bunda yang membaca artikel ini (btw masih banyak artikel yang senada... coba search di google), tolong sampaikan pada yang lain agar mereka juga memahami bahaya mandi bola....)

(http://naturalcrystalx-wanitacantik.blogspot.com/2011/12/bahaya-mandi-bola.html)

CINTA YANG BELUM HALAL

Fitnah itu bernama "CINTA YANG BELUM HALAL"

Bismillaah

Saudariku,,,
Fitnah itu bernama cinta
Bukan bermaksud menyalahkan perasaan, tapi hanya menyalahkan cara yang salah

Saudariku...
Lihatlah siapa yang kamu banggakan ?
Laki - laki asing yang kamu sebut calon suamimu ?

Dia baik, dia kaya, dia mapan, dia shalih
Lalu kamu ceritakan apa yang membuatmu bangga akannya

Sadarlah ...
Apa nya yang membuatmu bangga?

Kamu hanya membanggakan sesuatu yang bukan milikmu

Yang sama sekali kamu sendiri tak bisa jamin bahwa dialah jodoh yang diberikanNya

Saudariku
Lihatlah islam memuliakanmu
Perintah nadzor (melihat calon istri) pun selayaknya dilakukan di depan mahrom mu

Kenapa ?
Supaya kamu tidak dipermainkan oleh laki-laki asing yang iseng

Supaya kamu tau bahwa laki-laki yang mengunjungimu benar-benar serius

Bukan, bukan dengan cara backstreet

Bukan dengan bertemu di belakang berduaan saja

Percayalah, kalo ini terjadi, kamu akan dengan mudah (sekedar) dilihat lalu dicampakan

Saudariku
Kamu tertawa dan bahagia dengan sms "cinta" darinya?
Untuk apa ?

Sama sekali itu bukan hal yang patut diacungi jempol

Apa karena kamu kira dia calon suamimu ?

Sekali kali kamu tak pernah tau apakah benar dia yang akan mendampingimu kelak

Untuk apa mengotori hatimu untuk hal yang fatamorgana?

Tak ada yang patut dibanggakan dari kalimat "perhatian" laki-laki asing !

Selayaknya kamu bersedih, malu dan menangis

Karena bisa jadi kamu terfitnah,
Atau malah kamu yang membuat fitnah

Saudariku,,,
Kamu bilang kamu tak akan terfitnah?

Kamu bilang kamu bisa menjaga hati sampai menikah kelak?

Sudah, cukup !
Jangan bohongi hatimu sendiri
Siapa? siapa yang bisa menjamin?

Jangan sampai menunggumu patah hati

Lalu kamu baru sadar dari kesalahan

Saudariku,,,
Kamu takut kalau kamu nggak nanggepin obrolan iseng dia, maka kamu dicampakan?

Kamu takut kalau kamu nggak nanggepin sms "aneh" dia, maka dia meninggalkanmu?

Tidak kah kamu lebih takut akan murkaNya?

Melakukan hal hal yang dilarangNya dengan suka cita dan sepenuh hati?

Ingatlah duhai saudariku fillah
Laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik
Itu janji Allah,
dan Dia tidak akan pernah ingkar janji, jika kamu bertawakkal

Saudariku,,,
Lihatlah bagaimana kamu memanggilnya mesra demikian juga sebaliknya
Ummi , abi
Ade , mas
"ummi lagi apa? , udah solat belum?"
"ade udah makan belum? ade ayo tarawih bareng"

Sakit, sakit hatiku mendengarnya
Betapa aku sangat mencintaimu ukhty
Ini yang ingin aku sampaikan agar kamu tidak terlena

Saudariku...
Bahkan 1 detik menjelang akad nikah, dia bukan siapa-siapamu
Dia hanya laki-laki asing yang tidak selayaknya menerima"puja dan puji" darimu

Aku dan kamu serta semua orang
Tak ada yang sanggup bersumpah bahwa dialah yang PASTI akan jadi suamimu

Tak ada yang bisa menebak rahasia-Nya

Tak akan ada ...

Sabtu, 12 Januari 2013

Langkah Kita

 Langkah Kita

Ada orang melangkah kerana rindukan Tuhan.
Ada orang melangkah kerana rindukan keadilan.
Ada orang melangkah kerana rindukan kemaksiatan.

Kaki tidak akan melangkah tanpa iman yang mendorong.
Kaki tidak akan melangkah tanpa akal yang memikirkan.
Kaki tidak akan melangkah tanpa nafsu yang merangsang.

Kaki mampu melangkah ke kubur orang lain.
Namun tidak ke kubur sendiri.


Jumat, 11 Januari 2013

KESADARANKU



KESADARANKU

Bismillah


Aku sedih karena dosa ini tak kunjung rapuh, yang
masih teringat jelas di benakku.

Tiada hari yang ku lalui kecuali dengan do'a di setiap
sembah sujudku.

Hatiku menangis di setiap mendengar suara adzan
karena aku teringat akan dulu aku di lahirkan secara fitrah yang sekarang ternodai dengan berjalannya
waktu yang kulalui.

Aku menyadari kurangnnya imanku padamu ya rabb,
sehingga engkau murka dengan memperingatiku akan
seperti ini.

Namun aku yakin ya rabb engkau maha pengasih, maha penyayang.
Selagi engkau masih mengasih harapan untuk pintu
maaf ku izinkan aku selalu berada di jalanmu untuk
mendapatkan rahmatmu.

Berikanlah hamba sepercik kesabaran dan ketabahan
karena hamba akan kelola kesabaran itu untuk tumbuh menjadi hasil, untuk mendapatkan ridho dan ikhlas
menerima akan takdirmu kini...

#Hatiberbicara

Kamis, 10 Januari 2013

Kematian Yang Sangat Indah..


Kematian Yang Sangat Indah

Menjelang wafat, beliau mengulang-ulang ucapan:

(الحمد لله الذي أفنى حياتنا في كتابه)
(Alhamdulillaahilladzi afnaa hayaatanaa fii kitabih)
Artinya;
“Segala puji bagi Allah yang telah menghabiskan hidup kami untuk (berkhidmah terhadap) kitabNya (Al Qur’an)”.

Beliau wafat setelah Maghrib hari Jum’at 16 Sya’ban 1430.
Beliau adalah termasuk ulama besar dalam ilmu qira’at di Damaskus Suriah.
Beliau wafat dalam usia sekitar seratus tahun.
Para pelayat yang menyaksikan jenazahnya mengatakan bahwa ada nur (cahaya) yang memancar dari wajahnya.

SUBHAANALLOOH.. SUNGGUH KEMATIAN YANG SANGAT INDAH..
YAA ALLOOH WAFATKAN KAMI DALAM KEADAAN HUSNUL KHOTIMAH..

Berikut ini adalah suara beliau ketika membaca surat Al Waqi’ah.. Selamat Menikmati.

http://www.kajianislam.net/2012/06/kematian-yang-sangat-indah/

10 Kiat Menjadi Suami Yang Baik


 10 Kiat Menjadi Suami Yang Baik

1. Mempergauli istri dengan cara yang ma’ruf (baik) Allah berfirman, artinya, “Dan bergaullah dengan mereka(para istri) dengan baik.” (QS. an-Nisa’: 19).
Ibnu Katsir berkata, “Berkatalah yang baik kepada istri kalian, perbaguslah amalan dan tingkah laku kalian kepada istri. Berbuat baiklah sebagaimana kalian suka jika istri kalian bertingkah laku demikian.” (Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, Ibnu Katsir).

2. Memberi nafkah, pakaian dan tempat tinggal yang baik
Allah berfirman, artinya, “Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada istrinya dengan cara ma’ruf.” (QS. al-Baqarah: 233).
Dalam firman-Nya yang lain, artinya, “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya.” (QS. ath-Thalaq: 7).
Rasulullah shallallohu ‘laihi wasallam bersabda, ketika haji wada’,

 فَاتَّقُوا اللَّهَ فِى النِّسَاءِ فَإِنَّكُمْ أَخَذْتُمُوهُنَّ بِأَمَانِ اللَّهِ وَاسْتَحْلَلْتُمْ فُرُوجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللَّهِ إلي أن قال وَلَهُنَّ عَلَيْكُمْ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ

“Bertakwalah kepada Allah pada (penunaian hak-hak) para wanita, karena kalian sesungguhnya telah mengambil mereka dengan amanah Allah dan kalian menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. (sampai perkataan beliau) Kewajiban kalian kepada istri kalian adalah memberi mereka nafkah dan pakaian dengan cara yang ma’ruf.” (HR. Muslim no. 1218).

Ibnu Katsir berkata, “Bapak dari si anak punya kewajiban memberi nafkah pada ibu si anak, termasuk pula dalam hal pakaian dengan cara yang ma’ruf (baik). Yang dimaksud dengan cara yang ma’ruf adalah dengan memperhatikan kebiasaan masyarakat tanpa berlebih-lebihan dan tidak pula pelit. Hendaklah ia memberi nafkah sesuai kemampuannya dan yang mudah untuknya, serta bersikap pertengahan dan hemat.” (Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, Ibnu Katsir).

3. Mengajari istri ilmu agama
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (Qs. at-Tahrim: 6).
‘Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah mengatakan, “Ajarilah adab dan agama kepada mereka.”
Ibnu ‘Abbas berkata, “Lakukanlah ketaatan kepada Allah dan hati-hatilah dengan maksiat. Perintahkanlah keluargamu untuk mengingat Allah (berdzikir), niscaya Allah akan menyelamatkan kalian dari jilatan neraka.”
Mujahid berkata,“Bertakwalah kepada Allah dan nasihatilah keluargamu untuk bertakwa kepada-Nya.”
Adh-Dhahak dan Maqatil berkata,“Kewajiban bagi seorang muslim adalah mengajari keluarganya, termasuk kerabat, budak laki-laki atau perempuannya perkara wajib yang Allah perintahkan dan larangan yang Allah larang.” (Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, Ibnu Katsir).
Mungkin Anda bertanya, “Bagaimana jika kita tidak bisa mendidik istri, karena kita sendiri kurang dalam hal agama?”
Jawab, hendaklah Anda memperbaiki diri. Berusaha untuk mempelajari Islam lebih dalam sehingga Anda bisa memperingatkan dan mendidik istri. Jika tidak bisa, hendaklah mengajaknya datang ke majelis ilmu sebagaimana Anda pun demikian. Atau, cara lain yang dapat meningkatkan keberagamaan Anda dan istri lebih baik dari sebelumnya.

4. Meluangkan waktu untuk bercanda dengan istri tercinta
Inilah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad sebagaimana yang diceritakan oleh istri beliau, ‘Aisyah, Ia pernah bersama Nabi dalam safar(bepergian). ‘Aisyah lantas berlomba lari bersama beliau. ‘Aisyah berkata,
فَسَابَقْتُهُ فَسَبَقْتُهُ عَلَى رِجْلَىَّ فَلَمَّا حَمَلْتُ اللَّحْمَ سَابَقْتُهُ فَسَبَقَنِى فَقَالَ هَذِهِ بِتِلْكَ السَّبْقَةِ

Akupun mengalahkan beliau. Tatkala aku sudah bertambah gemuk, aku berlomba lari lagi bersama Rasul, namun kala itu beliau mengalahkanku. Lantas beliau bersabda, “Ini balasan untuk kekalahanku dahulu.” (HR. Abu Daud no. 2578).

5. Mengajak istri dan anak untuk rajin beribadah
Allah berfirman, artinya, “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” ( QS. Thaha : 132).
Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ

“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Dan pukullah mereka jika telah berumur 10 tahun.” (HR. Abu Daud, no. 495).
Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

رَحِمَ اللهُ رَجُلاً قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ، فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ

“Semoga Allah merahmati seorang lelaki yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan istrinya lalu si istri mengerjakan shalat. Bila istrinya enggan untuk bangun, ia percikkan air di wajah istrinya…” (HR. Abu Daud, no. 1450).

6. Melihat sisi positif istri Anda
Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِىَ مِنْهَا آخَرَ

“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika sang suami tidak menyukai suatu akhlak pada sang istri, maka hendaklah ia melihat sisi lain yang ia ridhai.” (HR. Muslim, no. 1469).

7. Jangan memukul wajah istri dan jangan pula menjelek-jelekkannya
Mu’awiyah al Qusyairi, pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai kewajiban suami pada istri, lantas Rasulullah bersabda,
أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ -أَوِ اكْتَسَبْتَ- وَلاَ تَضْرِبِ الْوَجْهَ وَلاَ تُقَبِّحْ وَلاَ تَهْجُرْ إِلاَّ فِى الْبَيْتِ

“Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya pakaian sebagaimana engkau berpakaian -atau engkau usahakan-, dan jangan engkau memukul wajah, dan jangan pula menjelek-jelekkannya serta jangan pula mendiamkannya(dalam rangka nasihat) selain di rumah.” (HR. Abu Daud, no. 2142).

8. Jangan meng-hajr (pisah ranjang dalam rangka mendidik) selain di dalam rumah
Allah berfirman, artinya, “Dan hajr-lah (pisahkanlah mereka) di tempat tidur mereka.”(Qs. an-Nisa: 34).
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di mengatakan bahwa maknanya adalah tidak satu ranjang dengannya dan tidak berhubungan intim dengan istri sampai ia sadar dari kesalahannya (Taisir al-Karimir Rahman, ibn Sa’di).

9. Membenahi Kesalahan Istri dengan Baik

وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خيرا فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَىْءٍ فِى الضِّلَعِ أَعْلاَهُ إِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا

“Dan berwasiatlah kepada wanita dengan kebaikan, karena sesungguhnya dia diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok adalah tulang rusuk yang paling atas, jika kamu berusaha untuk meluruskannya, niscaya akan patah, jika kamu membiarkannya, niscaya tetap bengkok, maka berwasiatlah terhadap wanita dengan kebaikan.” (HR. Muslim, no.3720).

10. Memberikan nafkah batin
Inilah salah satu pelajaran dari hadits Abu Darda’ berikut ini.
Nabi mempersaudarakan Salman dan Abu Darda’. Suatu saat Salman mengunjungi –saudaranya- Abu Darda’. Ketika itu Salman melihat Ummu Darda’, dalam keadaan tidak gembira. Salman pun berkata kepada Ummu Darda’, “Kenapa keadaanmu seperti ini?” “Saudaramu, Abu Darda’, seakan-akan ia tidak lagi mempedulikan dunia”, jawab wanita tersebut. Ketika Abu Darda` tiba, dia membuatkan makanan untuk Salman lalu berkata, “Makanlah karena aku sedang berpuasa.” Salman menjawab, “Saya tidak akan makan hingga kamu ikut makan.” Akhirnya Abu Darda’ pun makan.
Ketika tiba waktu malam, Abu Darda’ beranjak untuk melaksanakan shalat namun Salman berkata kepadanya, ‘Tidurlah.’ Abu Darda` pun tidur, tidak berapa lama kemudian dia beranjak untuk mengerjakan shalat, namun Salman tetap berkata, ‘Tidurlah.’ Akhirnya dia tidur. Ketika di akhir malam, Salman berkata kepadanya, ‘Sekarang bangunlah,’ Abu Juhaifah berkata, ‘Keduanya pun bangun dan melaksanakan shalat, setelah itu Salman berkata, ‘Sesungguhnya Rabbmu memiliki hak, dan badanmu memiliki hak, istrimu memiliki hak atas dirimu, maka berikanlah hak setiap yang memiliki hak.’” Selang beberapa saat Nabi datang, lalu hal itu diberitahukan kepada beliau, Nabi bersabda, “Salman benar.” (HR. al-Bukhari, no. 968).

Menurut pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad dan pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang suami wajib menyetubuhi istrinya sesuai dengan kemampuan suami dan kecukupan istri.
Akhirnya, semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk mengamalkan segala hal yang dicintai dan diridhai-Nya. Amien. Allahu a’lam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad, segenap keluarga dan para sahabatnya


http://www.kajianislam.net/2012/11/10-kiat-menjadi-suami-yang-baik/

Rabu, 09 Januari 2013

Ibu, mengapa Ibu menangis ?



Ibu, mengapa Ibu menangis ?

Bismillah

tiba-tiba seorang anak bertanya kepada Ibunya, " Ibu, mengapa Ibu menangis ? "

Ibunya pun menjawab, " sebab Ibu adalah seorang wanita nak. " anak itupun tidak terlalu mengerti. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. " nak, kamu memang tidak akan pernah mengerti..."

kemudian anak itu bertanya pada ayahnya. " ayah, mengapa Ibu menangis ? sepertinya Ibu menangis tanpa sebab yang aku mengerti ? "

sang ayah pun menjawab, " semua wanita memang menangis tanpa ada alasan. " hanya itu jawaban yang bisa diberikan oleh ayahnya.

lalu waktu berjalan dan anak itu sudah tumbuh menjadi remaja dan terus bertanya-tanya mengapa wanita menangis.

pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan. " ya Tuhan, mengapa wanita mudah sekali menangis ? "

dalam mimpinya Tuhan menjawab :

" saat kuciptakan wanita, aku membuatnya menjadi sangat utama. kuciptakan bahunya agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, termasuk membuat nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur. "

kalimat itupun berlanjut...

" kuberikan wanita kekuatan untuk melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya. walau sering kali pula ia kerap berulang kali menerima cercaan dari anaknya. "

" pada wanita kuberikan kesabaran. untuk merawat keluarganya walaupun letih, walau sakit, lelah, semua tanpa keluh kesah. "

" kuberikan wanita keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, dimana semua orang sudah putus asa. "

" kuberikan pula wanita perasaan peka dan kasih sayang. untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi apapun dan dalam situasi apapun. walau tak jarang juga anak-anaknya itu melukai perasaannya, juga melukai hatinya. "

" perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya. "

" kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. sebab, bukankah tulang rusuknya yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak ? "

" kuberikan padanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan penyadaran dan pengertian, bahwa suami yang baik adalah yang tidak pernah melukai hati istrinya. walau sering kali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi. "

" dan akhirnya, kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. inilah yang khusus kuberikan kepada wanita agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walau sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan. "

ketika anak itu terbangun dari mimpinya matanya telah berurai. anak itu teringat semua kebaikan Ibunya dan ia belum mengucapkan terima kasih secara sungguh-sungguh kepadanya.

sudahkah kita melakukannya ?



 http://adnan-kisahkasihibu.blogspot.com/2012/06/ibu-mengapa-ibu-menangis.html

Selasa, 08 Januari 2013

Dunia dan Kertas

Dunia dan Kertas

Bismillah

Kehidupan manusia diawali dengan di keluarkannya kertas akte kelahiran..
Kertas tanda imunisasi..
Kertas ijazah kelulusan..
Kertas alumni dan bermacam-macam kertas..
Kertas surat nikah..
Kertas paspor..
Kertas sertifikat rumah..
Kertas surat kelakuan baik..
Kertas surat berobat..
Kertas undangan berbagai macam acara….

Intinya, di dunia ini penuh kertas..
Berapa banyak orang yang dibuat bahagia atau bersedih hanya karena kertas?!..
Tapi, ada satu kertas yang pasti dimiliki semua orang walau saat ini ia belum melihatnya.. Yaitu.. SURAT KEMATIAN!?
Kita harus memperbanyak persiapan amal kebaikan untuk kertas yang terpenting ini..
Ya Allah, kami mohon HUSNUL KHOTIMAH, penutup umur yang baik..

Sumber http://www.kajianislam.net

Berbaktilah Kepada Kedua Orang Tuamu

 

Berbaktilah Kepada Kedua Orang Tuamu 

Bismillah


Seorang lelaki yang hidup serumah dengan ibunya menikah dengan seorang perempuan..
Isterinya menolak jika tinggal serumah dengan ibu mertuanya..

Akhirnya sang anak dengan tega menitipkan ibunya di panti jompo..

Tiga tahun berlalu tanpa pernah menjenguk ibunya di panti jompo..

Kemudian sang ibu menulis surat untuk anaknya, lalu dititipkan kepada perawat yang merawatnya dengan wasiat agar surat itu tidak diberikan kepada anaknya kecuali setelah sang ibu meninggal dunia..

Ketika sang anak mengambil jasad ibunya untuk dikuburkan, perawat memberikan surat tersebut kepada sang anak..
Diantara isinya…

“Wahai putera kesayanganku.. Wahai jantung hatiku.. Bayanganmu selalu ada di mataku.. Tiga tahun ibu selalu menangis merindukanmu.. Kenapa kamu tidak pernah menjengukku puteraku?.. Ibu selalu teringat masa-masa indah bersamamu semenjak kecilmu sampai pernikahanmu.. Disini ibu sulit memejamkan mata karena kerinduan untuk berada disampingmu.. Ibu sakit seorang diri tanpa ada yang peduli.. Ibu ingin memandangmu setiap hari putera terkasihku.. Ibu berterima kasih atas kebaikanmu selama ini dan ibu maafkan semua kesalahanmu.. Ibu tulis surat ini dengan linangan air mata.. Hanya satu pinta ibu, jika ibu mati jangan pelit untuk berdoa dan memintakan ampunan untuk ibu.. Selamat jalan anakku.. Ibumu yang selalu merindukanmu”.

Sumber http://www.kajianislam.net

44 Persen Pelajar Setuju Pacaran Disertai Hubungan Seks



44 Persen Pelajar Setuju Pacaran Disertai Hubungan Seks

Bismillah

Sebanyak 44 % pelajar Surabaya berpandangan bahwa berpacaran itu boleh melakukan hubungan intim dengan pacarnya.
Demikian salah satu penelitan yang juga menjadi catatan penting perkembangan remaja di Kota Surabaya selama tahun 2011. Catatan mengagetkan ini merupakan salah satu hasil penelitian dari lembega pemerhati pendidikan dan remaja,
HotLine Pendidikan didukung oleh Yayasan Embun Surabaya ( YES ), Telpon Sahabat Anak ( Tesa ) 129 Jatim dan Lembaga Perlindungan Anak ( LPA ) Jatim selama tahun 2012. Dalam penelitian ini, Hotline Pendidikan menyebarkan questioner sebanyak 600 eksemplar dengan 32 item yang berisi pertanyaan – pertanyaan seputar pandangan dan sikap serta apa yang dilakukan pelajar semasa mereka berpacaran. Dari 600 eksemplar questioner yang disebarkan, yang kembali sebanyak 200 eksemplar untuk pelajar putra dan 250 untuk pelajar putri.
Dari hasil perhitungan diperoleh gambaran bahwa mayotitas remaja (rata-rata di bawah usia 18 tahun) setuju jika pacaran disertai hubungan intim. Bahkan sebanyak 16 % sudah melakukannya. Tempat-tempat yang digunakan berparan dan hubungan seksual di antaranya;
Mall (49 %),
Gedung Bioskop dan kafe serta tempat hiburan yang tertutup (27 %) ,
rumah (24 %),
di sekolah (16 %).
 “Bila aktifitas seksual itu dilakukan di sekolah, aktifitas yang dilakukan adalah ciuman, saling merabah bagian tubuh lawan jenisnya .
Aktifitas itu dilakukan dikelas pada saat jam kosong sebanyak 22 % pelajar memilihnya dan 13 % dilakukan di kantin atau ditempat – tempat sepi dilingkungan sekolah, seperti kamar mandi,” ujar Isa Ansori dari Hotline Pendidikan kepada hidayatullah.com Yang tidak kalah mengagetkan, aktifitas seksual seperti ini biasanya terjadi di momen-moment tertentu misalnya lebaran, menjelang pergantian malam Tahun Baru, peringatan Valentine’s Day, perayaan kelulusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, pasca puasa Ramadhan atau Hari Raya. Menurut Hotline, riset juga menemukan, sumber informasi yang banyak menjadi rujukan para pelajar untuk melakukan aktifitas seksual adalah TV (57 %), teman (53 %), HP dan internet (28 %), radio (sebanyak 23 %), media cetak (22 %.).* [Hidayatullah]

Sumber  kajianislam.net

Minggu, 06 Januari 2013

Bicara Hati Seorang Wanita



Bicara Hati Seorang Wanita

Bismillah
Aku wanita, ditakdirkan Ilahi untuk singgah di duniaNya yang sementara ini.
Perjalanan hidupku amatlah berliku, namun aku tetap bersyukur ker hadratNya, aku masih mampu menikmati setiap helaan nafas yang menerjah paru-paruku ini.

Aku insan lemah yang selalu melakukan kesilapan. Aku juga seperti wanita lain, punyai keinginan hati yang ingin dipuaskan.

Tetapi aku tidak mahu hanyut dalam lautan ombak nafsu yang mengganas. Akan ku berenang melawan keganasan ombak hingga ku sampai ke syurga.

Aku mengerti mengapa wanita gemar mempamerkan sebahagian besar tubuh mereka. .
Bangga menguasai diri apabila dapat mempamerkan hiasan diri persis model, menggoda.

Aku mengerti perasaan sedemikian. Pakaian ketat dipilih. Bentuk badan yang cantik haruslah ditonjolkan.Aku mengerti.

Tetapi hari ini, aku melihatnya dari perspektif berbeza. Aku tidak mahu tubuhku menjadi ratahan mata-mata lelaki yang ganas. Aku seseolah sengaja membiarkan diri didekati lelaki-lelaki yang rendah nilainya. Rendah nilainya bukan sahaja dari aspek maruah, malah juga rendah nilai hatinya.

Hari ini dia mengenaliku dan menyentuhku, keesokan harinya dia tinggalkan aku.
Dia sekadar mendekati aku kerana ingin memuaskan nafsunya, bukan untuk dia sematkan aku di hatinya. Ya, dia mendekati aku berlandaskan nafsu.

Andai aku memakai pakaian yang menutup auratku, pasti lelaki yang mendatangiku, lelaki yang boleh mencintai aku bukan disebabkan kecantikan tubuh badanku, bukan juga kejelitaanku tetapi apa yang ada di hatiku. Itulah cinta sejati buatku.

Dia mencintai hatiku. Pasti dia dapat menemaniku sehingga hujung hayatku, menjagaku saat aku sakit dan melindungi aku sebagai isteri. Andai aku menjaga tingkah laku, pemakaian dan akhlakku, pasti lelaki yang mendekatiku adalah lelaki yang menghormatiku, baik akhlaknya dan bukan berteraskan nafsu semata-mata.

Dan apabila mereka ingin jadikan seseorang wanita itu isteri, pasti mereka dekati dengan cara yang baik, sebagaimana agama Islam telah gariskan.

Kata-kata manis mudah dilontarkan, namun tingkah laku sukar dilakukan.
Andai seseorang itu menyukai aku, pasti dia usahakan agar aku dijadikan isterinya, bukan sekedar menabur janji-janji manis tak berkesudahan.

Masih belum terlambat selagi nyawa dikandung badan.Selagi matahari terbit di sebelah Timur.
Dan yang paling utama, Allah itu Maha Pengampun. Pasti Dia akan rencanakan hidup yang lebih bahagia dan tenang selepas ini. Yakinilah pada Dia.

Sama-samalah kita berdoa agar kita semua berada di bawah lindunganNya dan diberi hidayah agar diri ini tiada lagi hanyut.

Sumber http://www.aishaardini.com/2011/05/bicara-hati-seorang-wanita.html

Nilai prestasi amal ibadah & kewajipan diri

Nilai prestasi amal ibadah & kewajipan diri

Bismillah

Solat  Bagaimana dengan solat kita? Adakah di awal waktu atau sebaliknya? Adakah khusyuk ataupun minda dipenuhi dengan perkara-perkara duniawi?

Salah satu cara untuk menilai prestasi ibadah kita ialah dengan mencatat waktu kita solat pada setiap hari. Dengan itu, kita akan dapat menilai adakah kita solat di awal waktu ataupun melengah-lengahkannya. Catatan itu sekaligus akan menjadi peringatan bagi kita untuk senantiasa solat di awal waktu.

Membaca Al-Quran  Apakah kita sekadar membacanya tanpa mengetahui erti bicara yang kita lafazkan? Ambillah sedikit masa untuk menghayati maksud surah yang dibaca sekaligus mengamalkannya -Ilmu & Amal.

Peruntukkan sekurang-kurang 10minit sehari daripada 24jam yg kita miliki itu untuk menghayati tafsiran kalamullah. Hayati dengan sepenuh hati & jiwa; biarkan ia mengalir dan menyentuh kalbumu, agar bersih akhirnya hatimu itu.


Tahajud/Qiamulail  Korbankan sedikit masa dari waktu tidurmu itu untuk menghadap Ilahi dalam kesunyian malam sepi. Waktu ini, gunakanlah sebaiknya untuk meluahkan segala apa yg terbenak di hatimu, memperbanyakkan ingatanmu pada Allah agar bertambah perasaan cintamu padaNya.

Aurat  Perhatikan apa yang disarung melitupi badanmu pada setiap kali dirimu menghadapi dunia dan isinya. Aurat wanita dgn bukan mahram adalah keseluruhan badan kecuali wajah dan tapak tangan.

Biarlah tidak diterima oleh masyarakat dan diberi stigma terlalu menutupi daripada dirimu itu dimurkai Allah. Bukankah redha Allah itu lebih utama?


Sumber http://www.aishaardini.com/2012/02/artikel-motivasi-menjadi-muslimah-yang.html

Jumat, 04 Januari 2013

Mau Dapat Suami Shalih? Hindari Busana Seksi!!

 

Mau Dapat Suami Shalih? Hindari Busana Seksi!!

Berbusana seksi ditempat umum, telah menjadi bagian dari gaya hidup wanita zaman sekarang. Berbagai motif menjadi alasan wanita golongan penjaja aurat. Ada yang berkesimpulan bahwa berbusana seksi ditempat umum merupakan kebanggaan, ada yang beralasan mengikuti tren, ada juga yang beranggapan bahwa berbusana seksi merupakan cara ampuh untuk memikat calon pasangan.
Penulis merasa prihatin dengan stigma sesat seperti ini, bahwa busana seksi adalah jurus jitu untuk mendekatkan jodoh, atau memikat calon suami ideal. Sungguh dangkal wanita yang menilai tubuh seksi sebagai aset mahal untuk memikat laki-laki. Dari kebanyakan fakta yang ada, busana seksi hanya dapat memikat kaum Adam berhidung belang, atau minimal lelaki ‘Kurim’ atau kurang iman. Salah besar jika beranggapan jodoh ideal atau berakhlak baik akan datang jika wanita rajin pamer aurat di jalanan.
...Busana seksi hanya memikat pria kurang iman dan berhidung belang...
Contoh sederhana yang sering ditemui dalam kehidupan masyarakat dari perilaku busana seksi adalah pelecehan demi pelecehan yang harus rela ditanggung oleh wanita. Wanita dikatakan baik dan dapat dijadikan harapan menjadi istri shalihah dan ibu yang baik bagi seorang anak apabila ia mempunyai sifat malu. Jika malu sudah tidak lagi menjadi karakternya, dalam artian ia rajin pamer aurat, maka bisa dipastikan bahwa ia wanita yang dangkal pemahaman agamanya, dan sedikit sekali pengertiannya terhadap tanggung  jawab pada akhirat.
...ketakwaan dan pakaian syar’i memudahkan Muslimah mendapat pasangan shalih terbaik...
Sekali lagi, salah besar jika berpikir bahwa busana seksi adalah alat yang jitu untuk menarik calon suami yang baik. Jika ingin suami yang baik, wanita sangat urgen untuk memperbaiki kualitas dirinya, mempertebal keimanan, memperkuat kewajibannya sebagai muslimah, menjaga akhlak dan menjaga hijabnya, atau menutup auratnya. Jadikan ketakwaan dan pakaian syar’i untuk menambah matangnya kepribadian, dengan cara seperti ini, Allah akan memudahkanmu mendapat pasangan shalih terbaik menurut-Nya.
“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)…’’ (Qs An-Nur 26). 


Sumber voa-islam.com